Kamis, 09 April 2015
Wiro Sableng #8 : Dewi Siluman Bukit Tunggul
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Wiro Sableng menghentikan jalannya di tikungan itu. Matanya memandang ke muka memperhatikan beberapa buah gerobak besar ditumpangi oleh perempuan-perempuan dan anakanak.
Gerobak-gerobak itu juga penuh dengan muatan berbagai macam perabotan rumah tangga.
Belasan orang laki-laki kelihatan berjalan kaki dan membawa buntalan barang-barang. Jelaslah bahwa semua mereka itu tengah melakukan pindah besar-besaran.
"Saudara, hendak pergi ke manakah rombonganmu ini?" bertanya Wiro sewaktu seorang anggota rombongan melangkah ke jurusannya.
Orang itu memandang sebentar kepadanya dengan pandangan curiga. Demikian juga anggota rombongan yang lain.
"Kami terpaksa meninggalkan kampung, pindah ke tempat lain yang jauh dari daerah ini...."
"Kenapa pindah?"
Seorang laki-laki tua yang mengemudikan gerobak, menghentikan gerobak itu dan menjawab pertanyaan Wiro Sableng.
"Kampung kami dilanda malapetaka!"
"Malapetaka apakah?"
"Kepala kampung dan lima orang pembantunya serta istrinya digantung. Beberapa orang gadis diculik! Beberapa penduduk dibunuh...."<
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #8 : Dewi Siluman Bukit Tunggul Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Senin, 06 April 2015
One By One
Yang bisa bertahan hidup dialah yang akan menjadi penguasa. Begitulah hukum rimba yang berlaku. Kita hanya bisa mensyukuri betapa nikmatnya hidup walau terkadang kita juga harus hati-hati dengan kematian. Saat ini aku berada dalam sebuah lingkungan yang dekat dengan kematian dan tidak adanya sebuah kedamaian. Kekerasan selalu menyapaku di setiap hari. Namun hati sebenarnya berbicara lain. Hati ini tidaklah cocok dengan lingkungan seperti itu. Lalu dari manakah aku berasal? Apakah itu juga menjadi penting bagi kalian? Justru mulai dari pertanyaan seperti inilah bahkan pertengkaran-pertengkaran itu terjadi.
Sebagai petarung sejati, tak terbersit sama sekali untuk mengatakan dari mana aku ini berasal dan siapakah aku? menurutmu masih perlukah jika aku mengatakan bahwa aku ini berasal dari papua atau dari makasar, atau bahkan Madura dan sebagainya? Bukankah itu berarti hanya mengandalkan kekuatan etnis yang sangat menakutkan dan tangguh? TIDAK….ini bukanlah langkah seorang kesatria. Bahkan yang demikian itu terlihat sebagai langkah yang sombong. Tapi sebagai lelaki seharusnya. “One by one”….begitulah kata yang selalu terlontar ketika saat akan bertarung.... baca selengkapnya di One By One Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1